SAYAP33 NO FURTHER A MYSTERY

sayap33 No Further a Mystery

sayap33 No Further a Mystery

Blog Article

The “coffee belt,” which spans the equatorial areas of the globe, proved to become ideal for coffee cultivation, with its prosperous soils, sufficient rainfall, and warm temperatures offering an ideal problems for espresso trees to prosper.

“Darimana kami tahu , bahwa upeti yang diambil langsung dari Tanah Perdikan kami diserahkan kepada para petugas yang memang wajib menerimanya?

Sebenarnyalah di pangkal sayap itu terdapat kelompok- kelompok yang terdiri dari mereka yang tidak termasuk para pengawal. Tetapi diantara mereka terdapat bekas pengawal yang memiliki pengalaman yang luas, karena mereka pernah menjadi pengawal Tanah Perdikan beberapa tahun yang lampau justru pada saat Tanah Perdikan itu bergejolak.

Risang tidak merasa perlu untuk menyesuaikan gelarnya. Meskipun gelarnya bukan gelar Supit Urang yang utuh, tetapi menurut pendapat Risang, gelarnya sudah cukup baik untuk menghadapi gelar Garuda Nglayang yang menempatkan semacam tenaga cadangan di bagian belakang gelarnya.

Para prajurit yang berperisai dengan cepat telah melindungi dirinya dan para prajurit yang dibelakangnya dengan perisai-perisai mereka. Sedangkan yang lain telah berusaha menangkis anak panah yang meluncur itu dengan senjata- senjata mereka.

Dengan demikian, maka prajurit Pajang itu tidak segera dapat mendesak pasukan pengawal Tanah Perdikan. Para pengawal Tanah Perdikan yang terlatih itu dalam jumlah yang cukup, ternyata mampu bertahan di garis benturan kedua cuan sayap33 gelar itu.

Tiga orang yang pernah datang sebelumnya masih seperti sikapnya beberapa hari yang lalu. Ramah dan dengan unggah-ungguh yang mapan. Tetapi seorang yang menyertainya itu bersikap agak lain. Agaknya ia merasa bahwa dirinya adalah seorang pemimpin.

Ki Rangga yang sudah berada di tangga pendapa itu termangu-mangu sejenak. Tetapi orang itu masih tetap duduk ditempatnya.

Ternyata mereka masih mampu membuat para prajurit harus mengerahkan kemampuan mereka untuk mengatasinya. Meskipun demikian orang-orang tua yang memiliki pengalaman yang luas itu harus memperhitungkan ketahanan tenaga dan kemampuan mereka.

Ternyata luka didada prajurit itu cukup parah, sehingga dua orang kawannya harus menyingkirkannya dari arena. Senapati yang semakin terdesak itu telah memanggil seorang prajurit lagi untuk membantunya.

Orang-orang yang akan memeras Tanah Perdikan ini tentu tidak akan ragu-ragu menyingkirkan orang yang dianggapnya akan merintangi usaha mereka. Tanpa Risang, alasan terjadi kekisruhan disini akan menjadi semakin kuat,“ berkata Kiai Badra yang masih tetap ragu -ragu.

Demikianlah, maka Ki Ranggapun telah menyiapkan seluruh kekuatan yang dibawanya. Ia tidak ingin gagal pada langkahnya yang pertama sehingga harus mengulanginya kembali.

Setelah selesai dengan makan dan minum, maka Risangpun telah memerintahkan pasukannya bersiap. Ternyata Risang sama sekali tidak berniat untuk mempertahankan padukuhan itu dari dalam dinding padukuhan. Tetapi ia sudah memerintahkan para pengawal keluar dari padukuhan dan mengatur barisan mereka menghadap ke arah perkemahan prajurit Pajang. Ketika laporan itu didengar oleh Ki Rangga Larasgati, maka Ki Rangga itupun berkata, “Aku sudah menduga, bahwa orang-orang Tanah Perdikan itu begitu dungunya untuk tidak mencoba mencari perlindungan dibelakang dinding padukuhan.

Apalagi mereka yang terluka di medan. Mereka ingin melihat pasukan Pajang itu hancur. Beberapa pengawal telah menjadi banten. Kita tidak dapat begitu saja melupakan beberapa orang yang telah gugur di pertempuran itu.”

Report this page